Kata “matematika” berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar
ilmu matematika telah banyak dikenal orang pada masa pra sejarah. Banyak
ditemukan berbagai tulisan matematika di berbagai wilayah yang
merupakan sisa peninggalan zaman prasejarah, di antaranya :
a) matematika Babilonia tahun 1900 SM, ditemukan oleh Plimpton;
b) matematika Moskow di Mesir tahun 1850 SM;
c) matematika Rhind di Mesir tahun 1650 SM;
d) sulbha sutra / matematika India tahun 800 SM.
Matematika
tumbuh dan berkembang karena proses berpikir. Oleh karena
itu logika merupakan dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah
bayi matematika, sebaliknya matematika adalah masa dewasa logika. Pada
awal perkembangan matematika di Indonesia setelah penjajahan
Belanda dan Jepang, digunakan istilah ”Ilmu Pasti” untuk matematika.
Dalam penyelenggaraan di sekolah digunakan berbagai istilah cabang
matematika seperti (1) Ilmu Ukur, (2) Aljabar, (3) Trigonometri, (4)
Goniometri, (5) Stereometri, (6) Ilmu Ukur Lukis, dan lain sebagainya.
Sejarah matematika termasuk bagian dari matematika. Sejarah matematika
tidak saja ada karena keberadaannya merupakan suatu keniscayaan, tetapi
ia juga penting karena dapat memberi pengaruh kepada perkembangan
matematika dan pembelajaran matematika. Matematika yang
”diciptakan” oleh manusia terdahulu, memberi ilham bagi paradigma
pembelajaran yang bersifat konstruktivistik sebagai bentuk implikasi
sejarah matematika dalam pembelajaran. Siswa-siswi diperbolehkan
menggunakan usahanya sendiri dalam menyelesaikan masalah matematika.
Bahkan, siswa dan siswi diberi kebebasan dalam menggunakan bahasa dan
lambangnya sendiri. Paradigma semacam ini menjadi suatu kecenderungan
dalam pembelajaran matematika realistik atau konstruktivis. Perkembangan
matematka dalam diri individu (ontogeny) mungkin saja mengikuti cara
yang sama dengan perkembangan matematika itu sendiri (phylogeny).
Sejarah matematika meliputi beberapa dimensi berbeda, yaitu
(1) sebagai materi pembelajaran kuliah,
(2) sebagai konteks materi pembelajaran,
(3) sebagai sumber strategi pembelajaran.
Di samping itu, dalam penggunaannya sejarah matematika mempunyai beberapa manfaat, di antaranya:
(1) sebagai materi pembelajaran kuliah,
(2) sebagai konteks materi pembelajaran,
(3) sebagai sumber strategi pembelajaran.
Di samping itu, dalam penggunaannya sejarah matematika mempunyai beberapa manfaat, di antaranya:
a) Understanding, yaitu bahwa dengan mengikuti jalan
perkembangan suatu konsep matematika bahwa siswa-siswi akan lebih
memahami konsep tersebut;
b) Enthusiasm, yaitu penggunaan sejarah
matematika dapat meningkatkan motivasi, kesenangan dan kepercayaan diri
dalam belajar matematika;
c) Skill, yaitu dengan menelaah suatu
tema dalam sejarah matematika, siswa-siswi diajak untuk belajar
keterampilan meneliti, selain keterampilan matematika.
0 komentar:
Posting Komentar